Minggu, 06 September 2009

Hubungan Indonesia-Malaysia; Tanggapan Kritis Untuk Franz Magnis Suseno

Di Kompas kemarin, di halaman opini. Saya membaca sebuah tulisan Franz Magnis Suseno, dosen filsafat di STT Driyakara yang membahas tentang ketersinggungan orang Indonesia terhadap Malaysia dan bagaimana seharusnya orang Indonesia menyikapinya.

Opini yang ditulis Romo Magnis di Kompas edisi 4 September 2009 ini berlawanan dengan arus utama opini masyarakat Indonesia saat ini, yang rata-rata tersinggung dan terusik rasa nasionalismenya dengan apa yang dilakukan Malaysia yang selama ini terus menerus seolah sengaja cari perkara dengan negara ini.

Jika kebanyakan orang Indonesia termasuk anggota DPR RI ingin pemerintah bersikap keras terhadap Malaysia, Romo Magnis sebaliknya. Tawaran Romo Magnis sebagai solusi untuk masalah ini adalah solusi khas dari penganut kristen tipikal. "Kalau ada orang menampar pipi kanan, solusinya sodorkan pipi kiri".

Untuk bangsa sebesar Indonesia dengan penduduk nomer 4 terbanyak di dunia. Menurut Romo Magnis, marah-marah hanya karena dihina seperti itu sangatlah tidaklah layak untuk dilakukan. Sebaliknya Romo Magnis menganjurkan, selesaikanlah masalah itu dengan sabar dan kepala dingin.

Franz Magnis memberi contoh saat Soeharto menjadi presiden. Dia katakan, saat itu Indonesia tidak pernah berkata dengan kata keras dan justru dengan sikap seperti itu Malaysia hormat. Entah amnesia atau memang sengaja, tampaknya Franz Magnis sengaja mengaburkan fakta tentang sosok Soeharto mantan Presiden yang paling kejam sepanjang sejarah Indonesia itu.

Soeharto memang tidak pernah dan tidak perlu berkata keras. Dia hanya perlu menebar senyum, karena semua orang tahu di balik senyumnya yang khas itu ada kekuatan militer besar yang sangat loyal dan patuh tanpa syarat kepadanya. Dia dengan mudah bisa menggerakkan kekuatan itu, semudah anak kecil menggerakkan mainan mobil-mobilan dengan remote control di tangan. Bandingkan dengan SBY yang jangankan militer, bahkan dalam politik saja pun di negara ini banyak musuhnya. SBY baru mau mellibatkan TNI dalam menangani teror saja kecaman sudah muncul dari mana-mana. Jadi kalau SBY mau bergaya meniru-niru gaya Soeharto, ya diludahi orang.

Well, terlepas dari soal Soeharto, anjuran Romo Magnis memang bisa kita terapkan terhadap beberapa kasus dan terbukti manjur.

Misalnya jika anda yang pendatang kebetulan berkunjung ke Bali, bukan sebagai turis. Anda bisa jadi mengalalami pengalaman tidak menyenangkan ditangkap dan diperlakukan tidak enak oleh 'Pecalang' (Hansip Adat). Jika mengalami hal seperti ini di Bali, saran saya akan sama seperti cara yang disarankan Romo Magnis, lebih baik selesaikan masalah itu secara diplaomatis. Hubungi ketua pecalangnya atau langsung usahakan berbicara dengan 'klian' adat setempat.

Meskipun anda mungkin Preman terkenal dan ditakuti di kampung asal anda, tapi dalam menghadapi situasi ini. Mengajak konfrontasi 'pecalang Bali, sangat tidak saya anjurkan. Kecuali anda punya ilmu tahan pukul dan ilmu kebal atau siap mental di'massa' orang 'sebanjar'.

Tapi anjuran seperti tersebut di atas bukanlah obat ajaib yang manjur untuk segala kasus, situasi dan kondisi. Untuk kasus yang berbeda, kadang-kadang cara seperti yang dianjurkan Romo Magnis ini sama sekali tidak efektif, malah menjadi kontra produktif.

Saya secara pribadi pernah mengalami musibah yang tidak perlu karena berbaik-baik seperti saran favorit Romo Magnis ini.

Saat itu saya baru pindah ke kompleks perumahan yang saya tinggali sekarang. Untuk menuju ke rumah saya, saya harus melewati sebuah rumah yang memiliki seekor anjing buras alias anjing kampung yang selalu mengonggong keras kepada siapapun yang melintas di depan rumah majikannya itu. Kalau orang yang digonggong ketakutan kadang anjing kampung berkulit belang ini tidak segan-segan mengejar sampai orang yang dikejar berteriak-teriak ketakutan. Warga di kompleks tempat saya tinggal sebenarnya cukup resah dengan keberadaan anjing itu di kompleks kami.

Istri dan anak saya sering sangat ketakutan ketika harus melewati rumah itu menuju rumah kami. Ketika keluhan itu saya sampaikan kepada pemilik anjing dengan enteng dia bilang "Anjing saya itu memang senang bercanda".

Karena 'diplomasi' dengan pemilik anjing itu tidak berhasil. Karena istri saya sangat ketakutan setiap kali melewati rumah itu, sayapun secara resmi melaporkan masalah ini kepada ketua RT yang merupakan penguasa tertinggi di kompleks kami. Tapi ketua RT kami yang secara penampilan luar sangat perlente dan berwibawa ini sama sekali tidak dapat memberi solusi yang memuaskan.

Suatu kali istri saya pulang bersepeda dan melewati rumah itu, dan seperti biasa anjing itupun menggonggong dengan keras dan seperti biasa pula istri sayapun menjerit panik tidak kalah kerasnya. Sialnya kali ini anjing ini tidak hanya menggonggong tapi juga mengejar istri saya, istri saya yang panik dan ketakutan memacu sepedanya dengan kencang dan saat berbelok menuju persimpangan rumah saya, istri saya tidak dapat mengendalikan sepedanya dan jatuh terjerembab. Melihat istri saya terjatuh, anjing itu menggonggong kencang dan kemudian melenggang pulang dengan santainya. Istri saya pulang ke rumah sambil menuntun sepeda.

Ketika istri saya masuk ke rumah, dia menangis sambil mengatakan dia habis di kejar anjing. Saya yang sedang santai nonton TV kaget melihat keadaanya yang babak belur dengan darah mengalir dari sikut dan lututnya yang kotor terkena debu, bahkan levi's kesayangan istri saya yang ia pakai hari itu juga ikut robek.

Melihat itu tanpa pikir panjang lagi saya mengambil linggis dan mendatangi rumah tempat anjing itu tinggal. Saat saya tiba, anjing itu sedang duduk santai di dalam teras rumah pemiliknya yang berpagar tinggi. Melihat saya, anjing itu seperti biasa mengonggong. Saya tidak mempedulikan gonggongannya langsung masuk ke dalam pagar rumah itu dan menutup rapat gerbangnya. Kemudian mulai memukuli anjing itu dengan linggis yang saya bawa.

Saat saya saya pukuli, secara naluriah anjing itu berusaha lari keluar, tapi usahanya sia-sia, karena pagarnya telah saya tutup rapat. Pemiliknya yang keluar dari dalam rumah mendengar keributan di terasnya menjerit-jerit melihat anjing kesayangannya saya pukuli dengan linggis berbahan besi ulir sebesar jempol kaki. Tapi dia hanya bisa menjerit dan tidak dapat berbuat lebih dari itu.

Saat saya memukuli anjing itu awalnya suaranya 'kaing-kaing' nya demikian kencang, tapi lama kelamaan anjing itu hanya mampu mengeluarkan suara rintihan lemah ' ing' 'ing'. Saya berhenti ketika tangan saya terasa sangat lelah dan tidak sanggup lagi mengangkat linggis untuk memukul. Hebatnya anjing itu tidak mati.

Setelah kejadian hari itu, setiap saya lewat di depan rumah majikannya anjing itu tetap menggonggong, tapi kalau saya menghentakkan kaki sedikit dia langsung lari terkaing-kaing. Kadang-kadang di depan pemiliknya anjing itu tetap 'ngelunjak' menggonggongi saya seolah dia sudah jadi serigala lagi. Setiap kali kejadian seperti itu terjadi, saya kembali ke rumah itu dengan membawa linggis dan anjing itu kembali saya pukuli sampai akhirnya kalau melihat saya dalam jarak 200 meter saja, tanpa saya apa-apakan pun anjing itu langsung terkaing-kaing sendiri dan panik mencari tempat sembunyi.

Coba ini saya lakukan dari awal tanpa perlu coba-coba berbaik-baik mencoba jalan 'diplomasi', istri saya tidak perlu lecet berdarah-darah dan mendapati celana kesayangannya rusak.

Nah untuk kasus Malaysia, cara mana yang paling efektif untuk kita lakukan.

Jangan buru-buru kita simpulkan, mari kita putuskan sesuai dengan kondisi piskologis mereka. Untuk mengetahui kondisi psikologis bangsa yang oleh anggota DPR RI Yusron Ihza Mahendra sebagi bangsa umang-umang karena tidak memiliki badan ini, kita bisa mengujinya berdasarkan data dan pengalaman yang ada.

Berdasarkan hasil yang kita uji itu, kita akan mengetahui apakah cara terbaik menghadapi mereka adalah sarannya Romo Magnis yang efektif menghadapi 'Pecalang' Bali atau justru malah lebih pas mengguanakan cara saya seperti yang saya praktekkan ketika menghadapi anjing kampung yang arogan yang ada di komleks perumahan tempat saya tinggal.

Mari kita lihat.

Dulu Indonesia pernah protes baik-baik soal perlakuan mereka yang tidak manusiawi terhadap TKI, apa kata mereka , mereka punya hukum sendiri yang mengatur itu dan sebagai negara berdaulat mereka tidak ingin proses hukum negara mereka diintervensi. Saat jalur diplomasi digunakan untuk memprotes panggilan 'Indon' yang sangat melecehkan yang mereka pakai untuk meyebut warga negeri ini, apa yang mereka katakan "Oh...itu cume panggilan singkat supaye mudah diucapkan saje".

Kemudian berbagai kasus berlanjut, wasit karate yang merupakan utusan resmi negara ini yang datang berkunjung atas undangan mereka dipukulli oleh para militer negara itu yang memang khusus dibuat untuk mengejar-ngejar TKI. Indonesia yang kata Romo Magnis negara besar yang tidak perlu menunjukkan kebesarannya dengan cara marah-marah ini mendekati mereka manis-manis, seolah-olah mereka itu memang manusia normal. Yang terjadi malah mereka makin bertingkah pating petita-petiti.

Lihat lagi kemudian mereka mengklaim lagu orang ambon sebagai milik mereka, karena merasa tidak terlalu diseriusi kelancangan mereka berlanjut dengan meng-klaim reog Ponorogo. Mereka dengan jumawa menghambat penyebaran lagu-lagu karya musisi Indonesia di negara yang dipenuhi artis-artis tidak kreatif itu, menulis berbagai artikel di koran mereka supaya warganya membenci musik Indonesia. Begitu juga soal Blok Ambalat, waktu Indonesia masih petita-petiti sok-sokan main "diplomasi" sama melayu-melayu OKB itu; maka koran-koran merekapun pun isinya dipenuhi sikap-sikap pating petita-petiti seperti mereka itu sudah jadi negara super power di kawasan ini.

Tapi lihat waktu Pemerintah Indonesia tegas melarang pengiriman TKI, negara apartheid inipun kelabakan menyelesaikan beberapa proyek di negara mereka dan melayu-melayu tidak tahu diri itupun mulai menjilat-jilat pejabat Indonesia yang berkunjung ke sana, bahkan ada pejabat yang datang disambut dengan karpet merah segala. Semua mereka lakukan supaya Indonesia mau membuka kembali kran pengiriman TKI.

Lalu lihat pula ketika SBY mulai terus terang menunjukkan ketersinggungan orang Indonesia atas apa yang mereka lakukan. Perdana menterinya langsung datang merangkul SBY di Jakarta.

Jadi kesimpulannya, mentalitas orang Malaysia itu seperti mentalitas anjing kampung. Psikologinya orang Malaysia ya seperti psikologi anjing kampung di kompleks perumahan tempat saya tinggal, yang saya pukuli babak belur dengan linggis besi ulir sebesar jempol kaki.

Orang Malaysia itu memang perlu dihina, dikasari dan dinista. Nggak perlu dirangkul-rangkul dan pura-pura bersikap seolah-olah mereka bukan bangsa impoten saja.

Terakhir untuk Franz Magnis Suseno, kalau anda mau memberi pipi kiri untuk ditampari melayu-melayu gila itu, silahkan berikan pipi anda sendiri. Nggak perlu ngajak-ngajak kami, apalagi sampai mengatasnamakan Indonesia segala.

Wassalam

Win Wan Nur
www.winwannur.blog.com
www.winwannur.blogspot.com

8 komentar:

Ali Fahmee PN mengatakan...

Saya sangat menyayangkan tanggapan anda yg terkesan emosional dan mengedepankan komentar yg cenderung brutal..sebagai sesama warga Indonesia, saya sangat malu dengan komentar saudara...Januari ini rencananya dengan kawan-kawan dari kampus Malaysia saya akam memimpin mereka utk bakti sosial membangun rumah anak yatim di meulaboh utk yg kesekian kalinya....tapi ada seorang rakyat aceh yg seperti ini entahlah apa jadinya perasaan kawan-kawan yg sudah semangat berjuang demi saudaranya juga di tanah rencong ini...anda membuat malu saya sebagai warga Indonesia, tidak, bukan hanya saya, tapi ibu pertiwi karena ketidakmampuan anda berpikir jernih atas segala masalah terlepas dari banyak ketidak tahuan dan ketidakmngertian saudara....

salam,

ali fahmi
WNI yg Mencintai Indonesia

Asal Linge Awal Serule mengatakan...

Halo Ali Fahmi, mungkin benar tanggapan saya terkesan emosional. Tapi saya pikir saat ini memang tanggapan seperti itulah yang diperlukan.

Anda malu itu hak subjektif anda dan saya yang merasa dipermalukan oleh aparat Malaysia adalah hak subjektif saya pula.

Soal bakti sosial ke Meulaboh saya sangat menghargai tapi alangkah kerdilnya jiwa teman kampus anda jika semangat juangnya menurun hanya karena ada seorang Aceh yang tidak menyukai negaranya karena sebuah alasan yang kuat.

Dan alangkah kekanak-kanakannya teman-teman anda itu kalau sebagai Mahasiswa masih berpikir hanya dengan mengadakan bakti sosial di Meulaboh lalu semua manusia Aceh tanpa terkecuali akan mengagumi dan menghormati negaranya, tidak peduli sejelek apapun sikap aparat negara Malaysia.

Ini saya tulis sama sekali tidak ada urusan dengan ibu pertiwi, ini masalah hubungan antar manusia.

Saya sangat mengerti soal 'kebaikan' Malaysia' karena banyak teman saya yang mendapatkannya. Sama seperti saya tahu kebaikan Amerika, Denmark dan berbagai negara lainnya. Tapi bukan karena kebaikan yang mereka berikan kepada segelintir teman saya itu saya lantas membiarkan mereka menginjak-injak kepala saya.

Kalau anda malu membaca tulisan ini, kalau saya miris melihat anda. Yang karena bersekolah di Malaysia, tidak bisa lagi jernih melihat persoalan.

Anda sekarang sudah sama dengan melayu-melayu arogan itu yang berpikiran Malaysia tidak pernah salah. Sehingga jika ada 'friksi' antara Malaysia dengan Nusantara ini, yang salah selalu 'indon'. Friksi terjadi, selalu karena 'indon' yang tidak bisa berpikir jernih, tidak tahu dan tidak mengerti. Jadi 'Indon'lah yang harus selalu introspeksi.

Lihat diri anda...anda itu sudah sama arogannya dengan melayu-melayu kemaruk di sekitar anda.

Sebagai Mahasiswa cobalah anda berpikir jernih, apa mungkin Malaysia begitu sucinya yang tidak pernah bisa berbuat salah apa-apa.

dkamaruz mengatakan...

testing to send comment to winwannur

dkamaruz mengatakan...

Salam buat saudara winwannur,
Assallammualaikum w.b.t buat saudara win moga anda sekeluarga sihat ketika ini serta sukses.Dalam kesempatan yg.ada ini ingin saya mengambil sedikit kesempatan yg. ada ini utk berbicara tentang isu2 yg.hangat diperkatakan skrg ini iaitu hubungan antara Malaysia dan Indonesia.Memang tidak dapat dinafikan antara kedua2 negara ini sering berlaku sengketaan yg.membawa kpd. terguris rasa hati serta kecewa yg.tidak dapat diselubungi lagi lantas membawa kepada keadaan yg.amat serius dikalangan rakyat Indonesia tapi amat BERLAINAN SEKALI diMalaysia.Maaf terlebih dahulu saya kenalkan diri .Saya bernama Kamarul dan saya adalah warga Malaysia.Memang tidak dinafikan bahawa tulisan saudara win amat keras bunyinya amat melukakan hati rakyat Malaysia jika mereka membacanya dituruti pula oleh komentar2 yg.lain yg cuba mengeruhkan lagi situasi begini.Untuk pengetahuan sdr.win,sebenarnya rakyat Malaysia ngak suka ribut2 apatah lagi isu spt.ini.diperbesarkan...oleh media anda.Ambil saja isu perang ...adakah anda benar2 sudah bersedia utk.perang dgn.Malaysia.Apakah kelengkapan senjata anda sudah cukup,kelengkapan senjata anda lebih mundur dan usang,maaf bukan saya nak menghina,kesusahan rakyat indonesia masih terlalu ramai malah ramai tidak ada kerjaan,malah disini ramai warga indonesia selesa tinggal diMalaysia bebanding negaranya sendiri.Berbalik kpd.perkara utama..iaitu berperang dgn..Malaysia..katakan negara anda yg.menang..adakah dunia internasional akan memandang tinggi pada negara anda..yang memulakan perang ini...malah mereka akan membantu Malaysia yang selalu membantu negara2 yang miskin maka keutamaan akan diberi kpd.negara kami malah berebut utk.membangunkan Malaysia semula kerana ada 3 sebab...

dkamaruz mengatakan...

1)Malaysia adalah negara kommenwealth dianggotai oleh Australia,N.Zealand,India,Singapura,dll,maka terus dalam perjanjian akan membantu antara satu sama lain.
2)Dana serta kewangan /aset Malaysia diluar negara amat kukuh dan akan digunakan jika negara kami dilanda musibah.yg.dijangka dpt bertahan selama 2 tahun jika tiada pendapatan negara selama dilanda musibah...kpd.rakyatnya,maka negara2 yg.pernah dibantu Malaysia akan datang ke Malaysia dan berebut utk membangunkan Malaysia ke tahap semaksimumnya kerana kaadaan mukabuminya yang senang dibangunkan.Soalannya bagaimana dengan Indonesia yang selalu mendapat bantuan dunia kerana gempabumi..?.walaupun anda menang adakah Negara anda akan diberi bantuan kali ini .Dunia akan menghina anda sebagaimana anda menghina kami..dan melebelkan Negara anda Negara pengganas.Kerana anda yg.memulakan peperangan,maka pemerintah anda yg.terpaksa menerima hukuman dr.rakyatnya yg.terlalu beremosi serta menyulitkan.Sumber mana yg.negara anda akan perolehi bantuan utk.membangunkan Indonesia semula?
3)TAHAP PEMIKIRAN GLOBAL-Pendidikan diMalaysia mengamalkan ilmu itu amat penting sekali bagi semua penduduk Malaysia….walau sesusah mana sekalipun anak2 Malaysia mesti bersekolah dan menuntut ilmu itu adalah wajib dan segala bantuan akan diberi kerana mereka adalah aset ilmu negara.Apa yg.akan saya beritahu adalah mereka akan mengambil anak2 Malaysia ini belajar keluar Negara kerana mudah serta boleh menguasai bahasa INGGERIS dan malah penduduk Malaysia tidak ramai…malah ramai yang fasih berbahasa inggeris.Maka tidak timbul soal komunikasi.

Disini ingin saya memperjelaskan,sepatutnya saudara win harus berfikiran terbuka jangan disempitkan fikiran yg.sempit itu…maka beginilah jadinya…
Kita pindah pula kpd.isu budaya

dkamaruz mengatakan...

Kita pindah pula kpd.isu budaya….Katakan anda ke Malaysia dan apabila sampai anda melihat keadaan Malaysia biasa saja …tapi yg.uniknya katakanalah anda salah satu suku Indonesia spt.org.jawa.minangkabau,acheh,mandailing,bugis dsbnya,tentu anda kemari ingin berkomunikasi dgn.bangsa anda sendiri kerana lebih mudah serta makanan nya sama spt.mana yg.anda makan ditempat asal sdr.jadi tentulah suku kaum ini membawa budaya mereka sendiri kemana saja mereka pergi….xkanla nak bawa budaya suku kaum yg.lain…persoalannya anda terlalu beremosi tentang budaya Indonesia itu sendiri…apakah bangsa anda sendiri memartabatkan budaya itu sendiri jika hanya tau milik anda tapi ngak mau promote dimata dunia jadi secara tidak langsung lama kelamaan warisan ini akan pupus dek telan zaman dan tinggal sejarah,sepatutnya anda harus tunjukkan dimata dunia akan kehebatan budaya Indonesia.Sptmana yg.anda maklum ,Malaysia punya budaya yg.berbilang kaum,jadi kaum2 ini akan menunjukkan adatresam dan budaya mereka yg.ada utk.diwarisi oleh keturunan mereka sendiri apakah salah?itu soalan saya .Tentang tarian pendet bukankah discovery channel sudah mohon maaf pd.pemerintah Indonesia…itu harus diperbetulkan.
Seterusnya masalah TKI di Malaysia,senang saja jawapanya ,pemerintah Indonesia sendiri mohon pd.kerajaan Malaysia agar TKI JANGAN DIKURANGKAN JUMLAH PENGAMBILANYA kerana masalah pengangguran yang amat tinggi di Indonesia..sbb. data data yg.diperolehi menunjukkan tahap pengangguran di Indonesia terlalu tinggi jumlahnya .maka atas dasar persahabatan Malaysia menuruti akan permintaan Indonesia ,kerana terdengar ura2 Malaysia mahu mengurangkan TKI dan beralih kpd.negara spt. Filipina,Mymmar,,Vietnam selain dari tuntutan dari Negara Pakistan,Bangladesh,serta India…yang mana kos upahannya lebih rendah lagi…ini adalah fakta yg.diperolehi .Jadi disebabkan Indonesia merupakan Negara Islam dan jiran yg.paling dekat sekali maka senang malah senang akan bahasa yg.spt.hampir sama atau kefahamannya maka tiada masalah bagi Malaysia menuruti akan kemahuan Indonesia.Kalau diikutkan soal penderaan yang dilakukan oleh org.Arab ,serta Hong Kong.mereka adalah antara yg.selalu mendera TKI .malah media Indonesia seakan cuba menutup cerita begini,sbb apa kerana bahasa tak sama jadi apa usul pun terpaksa guna bahasa Arab atau tiongkok Hong Kong serta Singapore –english.Yg.paling senang adalah Malaysia kerana bahasa nya.Jadi secara tidak langsung Malaysia juga yg.mendapat buruknya…kebaikan Indonesia langsung tidak di pandang kerana sikap Malaysia seakan xpeduli akan isu itu.Sebenarnya utk.pengetahuan sdr.win,berapa ramai pembantu Indonesia buat hal di Malaysia,menjadi maling dirumah majikannya,bagaimana mereka dilayan oleh org.indonesia itu sendiri bila mereka sudah menjadi peniaga yg.berjaya disini,dan mengambil keuntungan sesame sendiri asalkan ada uang masok poket tanpa memikirkan akan kesusahan bangsa mereka sendiri ketika baru sampai di Malaysia,org.indonesia hina pembantu rumah mereka sendiri padahal satu bangsa ,soalannya kenapa jadi begini….jawapannya org.indonesia sendiri mengajar org Malaysia bhw. yg.suku kaum itu tidak betul,tidak setia pada majikan,kebanyakkan kes2 terjadi selalunya pada org tiongkok .Jadi Malaysia akan cuba berbincang dgn.pemerintah Indonesia agar hanya pembantu Indonesia yg.bukan beragama islam.bekerja dgn org.Cina.NANTI KITA SAMBUNG BICARA SBB ADA KERJAAN YG.SAYA HARUS BUAT…JUMPA LAGI NANTI…SAMA2 GUNA OTAK UTK MAJU BKN TERLOLONG MACAM ANJING TAPI HASILNYA SEDARA SEISLAM KITA JUGA YG.RUGI.BANGSA KAFIR LAKNAT YG.TERSENYUM MELIHAT SESAMA SAUDARA BERGADUH…LU FIKIRLA SENDIRI BRO…
Sila ikuti kenyataan diblog ini akan kewarasan minda sdr.anda
http://public.kompasiana.com/2009/09/10/indonesia-juga-bangsa-maling-kok/

Asal Linge Awal Serule mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Asal Linge Awal Serule mengatakan...

Walaikumsalam Bang Kamarul

Terima kasih atas kesediaan anda membalas tulisan saya ini.

Saya tadinya mencoba membalas melakui kolom komentar ini, tapi karena terlalu panjang saya pikir lebih baik membuat entri baru.

Kalau ada waktu silahkan dibaca tanggapan saya tersebut

Wassalam