Rabu, 14 Oktober 2009

Tanggapan Atas Komentar Bung Kamarul

Walaikum Salam Bang Kamarul, saya memanggil anda abang karena anda lebih tua dan panggilan ini saya ucapkan pula adalah sebagai tanda penghormatan saya terhadap sebagai seorang manusia. Meskipun saya sangat tidak suka terhadap bangsa anda.

Terima kasih sebelumnya karena anda telah bersedia meluangkan waktu untuk menanggapi tulisan saya. Sebenarnya tadinya saya akan mempost ini di kolom tanggapan juga, tapi karena terlalu panjang, saya pikir lebih baik saya buat entri baru saja.

Bang Kamarul, saya sangat mengerti kalau karakter rakyat di negara anda dan di Indonesia yang apa boleh buat sejauh ini mau tidak mau terpaksa harus saya terima sebagai negara saya sangatlah berbeda. Minat rakyat di negara anda terhadap isu-isu seperti ini tidaklah sebesar minat rakyat di sini. Saya pernah beberapa waktu tinggal di negara anda dan cukup mengenal minat warga negara anda terhadap isu-isu seperti ini.

Saya tahu ini disebabkan oleh latar belakang sejarah baik kolonial maupun pasca kolonial di negara anda sangatlah berbeda dengan di sini.

Perlu juga saudara ketahui, dalam banyak hal saya sangat salut kepada negara anda. Sayapun juga mengakui dalam mengelola segala potensi baik alam maupun manusia untuk mensejahterakan rakyat, negara anda jauh lebih berhasil dibandingkan negara yang saya diami ini.

Yang tidak saya suka dari negara anda pada pokoknya hanya satu hal saja yaitu AROGANSI yang ditunjukkan oleh warga bahkan aparat negara anda terhadap rakyat yang berasal dari negara yang saya diami ini, sikap arogan yang sama juga ditunjukkan oleh warga anda yang berkunjung ke sini.

Oke seperti yang anda jelaskan panjang lebar tentang posisi negara anda yang sebenarnya. Tapi perlu anda ketahui, hal-hal seperti yang anda katakan itu hanya bisa dicerna oleh orang-orang seperti saya dan teman-teman saya yang pernah menjadi mahasiswa anda. Tapi bagi orang kebanyakan di negeri ini yang entah keperluan apa harus berkunjung ke negara anda mendapati dirinya diremehkan oleh aparat negara anda, seperti yang saya alami sendiri ketika harus transit di negara anda sepulang dari Bangkok menuju ke Medan. Aparat imigrasi negara anda di bandar udara Penang memandangi saya dari ujung kepala samapi ujung kaki seperti tukang jagal menaksir berat daging sapi yang mau disembelih "awak pasti tak kerje di Indonesie kan, kalau kerje di Indonesie mane boleh naik nie!", katanya.

Apa yang saya alami itu adalah gambaran sikap meremehkan yang ditunjukkan oleh aparat negara anda yang mereka tunjukkan kepada rata-rata pemgang pasport warna hijau berlambang garuda. Hal yang sama juga dialami oleh mantan pacar saya yang sering bolak-balik ke negara anda untuk menjalani proses bayi tabung.

Dalam sebuah komentar atas tulisan saya di media, seorang dokter spesialis asal Indonesia yang pergi berhaji, menceritakan pengalamannya dalam hubungan dengan bangsa anda. Menurutnya bahkan di tanah suci pun anak bangsa anda tetap meremehkan orang Indonesia.

"Saya pernah juga berbincang dengan jamaah haji dari malaysia....masya Allah dia (seorang bapak berusia 50 thn ke atas) di tanah harampun masih menghina saya.... orang itu tidak tahu kalau yang dihina itu seorang dokter spesialis (mungkin karena waktu itu usia saya masih 32 th)... Jadi memang mental buruk mereka itu sudah membudaya...." begitu bunyi komentar itu.

Jadi sebenarnya apa yang ingin saya sampaikan adalah, bahwa sikap pandang remeh bangsa anda itu terhadap warga negara yang saya diami ini nyata adanya. Meskipun anda menyanggahnya inilah realita yang dirasakan oleh warga negeri ini terhadap bangsa anda.

Seperti yang saya katakan dalam tulisan yang kita komentari ini, yang membuat banyak warga negara ini marah terhadap negara anda adalah sikap menduanya negara anda. Di satu sisi negara anda meremehkan negara yang saya diami ini tapi di sisi lain negara anda memanfaatkan kedekatan budaya dengan negara ini untuk mengambil keuntungan komersil dari produk-produk budaya dari negara yang anda remehkan ini. Inilah yang dirasakan oleh warga negara yang saya diami ini Bang Kamarul.

Jadi meskipun anda tidak merasa bangsa anda menghina negara yang saya diami ini, tapi yang dirasakan oleh warga di negara ini sebaliknya, seorang yang mengomentari tulisan saya ini juga ada yang menyampaikan informasi kalau "menurut lembaga survey independent di Surabaya terhadap seluruh lapisan Masyarakat di Indonesia 90juta jiwa orang Indonesia Sakit Hati terhadap penghinaan-penghinaan yang dilakukan Malaysia selama ini", terus terang soal benar tidaknya hasil survey ini, saya tidak mengetahuinya dengan jelas. Cuma yang seperti itu memang tertulis di komentar atas tulisan saya tersebut.

Soal TKI, saya sangat tahu bagaimana keadaan mereka di negara anda dan saya pikir keberadaan mereka di negara anda dengan sikap dan perilaku yang sama sekali jauh dari sophisticated inilah yang sebenarnya menjadi sumber dari sikap pandang remeh bangsa anda terhadap kami.

Secara pribadi sebenarnya saya jauh lebih suka jika negara anda beralih mengambil tenaga kerja dari Bangladesh, Filipina, Mymmar atau Vietnam. Secara pribadi pula sebenarnya saya dan juga banyak orang di negari ini sangat mendukung kalau keberadaan mereka di negara anda sedikit demi sedikit terus dikurangi sambil kami terus memaksa pemerintah di negara ini untuk mengembangkan berbagai kebijakan yang memudahkan orang membuat sebuah usaha yang bisa menampung banyak pekerja.

Cuma masalahnya memang pemerintah negara tempat saya tinggal ini memang kurang kreatif dalam menemukan inovasi-inovasi baru untuk mengatasi permasalahan ketenaga kerjaan ini. Karena itulah sebenarnya selain bangsa anda yang kami maki karena keangkuhannya, pemerintah negara yang kami diami inipun terus kami tekan untuk mau lebih merubah diri.

Soal bermacam bentuk buruknya Indonesia. Bang Kamarul tahu saya orang Aceh, jadi saya pikir Bang Kamarul cukup tahu kalau ada jauh lebih banyak alasan yang membuat saya sakit hati terhadap Indonesia daripada sekedar apa yang ditulis di kompasiana itu.

Jadi perlu Bang Kamarul tahu, tujuan saya menulis ini sebenarnya hanya satu...yaitu bagaimana supaya bangsa anda tahu kalau meskipun anda tidak merasakan, rasa tidak suka banyak orang di negara ini terhadap negara anda adalah nyata adanya. Penyebabnya adalah sikap arogan dan anggap remeh yang ditunjukkan bangsa anda secara terang-terangan.

Soal tarian, nyanyi, masalah ambalat, sipadan dan ligitan itu tidak lain hanyalah pemicu yang menarik pelatuk untuk ledakan kemarahan yang telah lama dipendam.

Saya menulis ini tidak lain hanya supaya anda dan saudara sebangsa anda di Malaysia tahu kalau kita sama-sama manusia yang sama-sama merasa sakit kalau dihina.

Pada akhirnya saya berharap semoga Bang Kamarul dan keluarga sehat selalu

Wassalam

Win Wan Nur

Tidak ada komentar: