Senin, 19 April 2010

Jaringan Teroris Asal Aceh Versi Jawa Pos

Setiap kali ada berita seperti ini saya selalu suka membandingkan cara penyampaian berita oleh berbagai media.

Dan selalu cara penyampaian berita itu selalu terkait dengan suasana emosional pembaca berita tersebut.

Hari ini kebetulan saya ada di Bali, jadi saya mencoba membaca beberapa media lokal untuk mengetahui cara mereka menggambarkan peristiwa ini, dan seperti biasa, saya juga penasaran dengan cara JAWA POS dalam memberitakan peristiwa ini.

Pembaca di Bali yang tidak memiliki hubungan emosional yang kentara dengan Aceh dan secara umum bisa dikatakan memiliki hubungan yang tidak terlalu harmonis dengan suku Jawa yang merupakan mayoritas pendatang di provinsi tersebut, dalam menuliskan berita tertangkapnya 6 teroris di Medan ini sama sekali tidak menekankan pentingnya kata ACEH.

Surat Kabar terbesar di Bali, Bali Post misalnya, menurunkan berita ini di halaman pertama dengan judul "Enam Tersangka Teroris Ditangkap, Dua Kabur". Dalam seluruh isi berita kisah penangkapan teroris di Medan ini, Bali Post hanya menyebut kata Aceh satu kali, dalam kalimat " Setelah dibawa dan diperiksa di Mapoltabes Medan, pihaknya menemukan peta Sumut dan Aceh yang dimiliki tersangka itu"

Surat kabar terbitan Bali yang lain yang memiliki Oplag cukup signifikan, Nusa Bali juga menurunkan berita ini di halaman pertama, dengan judul utama (ditulis dengan huruf berukuran besar dan tebal ) "6 Teroris Ditangkap, 1 Tertembak". Lalu dibawahnya ada judul pendukung yang ditulis dengan huruf berukuran lebih kecil " Teroris Medan Mengaku Rencana Ledakkan Cikeas"

Di Nusa Bali nama Aceh disebut beberapa kali, tapi oleh Nusa Bali, penyebutan nama Aceh tersebut sama sekali tidak disebutkan sebagai tempat asal teroris.

Kata Aceh disebut di Nusa Bali dalam kalimat-kalimat berikut :

* Setelah serangkaian penggerebekan di Aceh, 6 teroris Medan Sumatera Utara, sabtu (11/4 subuh)
* Melintas dengan mobil Toyota Kijang plat BL (Aceh)
* Sebagaimana rekannya yang digrebek di Aceh
* Mobil Kijang plat Aceh yang digunakan teroris sudah disita polisi
* Peta Nanggroe Aceh Darussalam
* Sebuah Mobil Toyota Kijang Plat Aceh
* Dicari terkait jaringan teroris yang masuk ke Aceh

Dalam menjelaskan jati diri keenam teroris itu Nusa Bali menjelaskan " Untuk dua teroris berasal dari Bandar Lampung sedang empat lainnya berasal dari Jawa"

Bandingkan kedua penggambaran berita penangkapan teroris di medan ini dengan berita Jawa Pos yang dimuat di berita utama di halaman belakang surat kabar terbitan Surabaya ini

Enam Teroris DPO Aceh Tertangkap (ditulis dengan huruf berukuran besar dan tebal)
Dalam Razia di Medan (ditulis dengan huruf berukuran kecil)

MEDAN - Sekelompok orang yang diduga sebagai anggota jaringan teroris asal Aceh dan masuk DPO (daftar pencarian orang) tertangkap polisi dalam razia di Medan dini hari kemarin (11/4). Enam orang yang ditangkap itu langsung dibawa ke Mapoltabes Medan. Dua orang lainnya kabur.

Berdasar laporan Rakyat Aceh (Jawa Pos Group), enam orang tersebut ditangkap di depan eks pool ANS di Jalan Sisingamangaraja, Medan, sekitar pukul 03.00. Saat itu petugas Sabhara Poltabes Medan dibantu personel Polsek Medan Kota melakukan razia di tempat kejadian perkara (TKP).

Lengkapnya baca di http://www.jawapos.com/halaman/index.php?act=detail&nid=127870

Dengan membandingkan berita di dua surat kabar terbitan Bali ini dan surat kabar terbitan Surabaya ini, kita jelas melihat ada dua sikap yang berbeda. Bali yang tidak memiliki tendensi apa-apa terhadap Aceh sama sekali tidak mensangkut-pautkan kejadian penangkapan teroris di medan tersebut dengan Aceh. Untuk berita di Nusa Bali, Malah orang Medan yang ketiban sial mendapat cap teroris, nusa Bali juga dengan lugas menyebutkan kalau Empat dari enam teroris itu berasal dari Jawa.

Sementara Jawa Pos yang berita-beritanya tentang Aceh sejak zaman konflik dulu yang memang selalu tendensius terhadap Aceh, kali ini pun tidak berbeda.

Jawa Pos dengan lugas mengatakan bahwa tersangka teroris yang ditangkap di Medan tersebut sebagai "Sekelompok orang yang diduga sebagai anggota jaringan teroris ASAL ACEH"

Tapi karena memang sudah dari dulu demikian, saya tidak terlalu heran. Yang membuat saya penasaran adalah bagaimana cara harian Rakyat Aceh yang merupakan kaki tangan Jawa Pos di Aceh dalam memberitakan peristiwa ini.

Wassalam

Win Wan Nur

Tidak ada komentar: