Senin, 19 April 2010

TV One dan Teroris Asal ACEH Warga MAGETAN

Beberapa waktu yang lalu saya pernah menulis sebuah artikel tentang cara beberapa media di Indonesia dalam menurunkan berita tentang pelatihan teroris di Aceh. Baca : http://polhukam.kompasiana.com/2010/03/23/berita-terorisme-di-aceh-dan-opini-yang-dibentuk-media/

Di situ saya mengkritisi beberapa media yang secara konsisten menyebut para teroris iti sebagai teroris Aceh, padahal jelas-jelas mayoritas dari para teroris itu berasal dari Jawa.

Akibat penyebutan yang semena-mena seperti ini ada banyak warga Aceh yang dirugikan.

Misalnya ketika tulisan tersebut saya post di facebook, seorang mahasiswi asal Aceh yang kuliah di UNIMED (Universitas Negeri Medan) mengatakan kepada saya kalau sejak istilah TERORIS ACEH itu di blow oleh media, dia dijadikan bulan-bulanan oleh teman-temannya, dia diejek sebagai saudaranya teroris. Mahasiswi yang sama juga mengatakan kalau sejak berita itu diblow oleh media, banyak orang di Medan yang menyebut Mie Aceh yang cukup terkenal di kota itu sebagai Mie buatan teroris.

Komentator lain adalah orang Aceh yang tinggal di Surabaya, yang mengatakan juga mengalami tekanan yang sama seperti yang dihadapi oleh mahasiswi Aceh yang kuliah di Medan itu.

Entah punya sentimen atau rasa tidak senang apa media-media tersebut terhadap Aceh sehingga penyebutan yang sangat mengganggu ini sepertinya sudah menjadi standar media di Indonesia entah itu media cetak ataupun elektronik sampai hari ini.

Tadi ketika saya pulang ke rumah, saya menyalakan televisi dan memilih channel TV One. Di layar kaca tampak berita penangkapan tersangka teroris oleh polisi di kota Medan, Sumatera Utara.

Dalam menggambarkan penangkapan itu, pembawa acara berita itu mengatakan kurang lebih seperti ini.

"Siang tadi, di Medan, polisi berhasil menangkap 6 orang Teroris asal Aceh", kemudian TV One menampilkan gambar saat orang-orang tersebut diinterogasi dan kita dengan mudah mengenali aksen bicara mereka yang khas dengan pengucapan huruf D, B yang tebal.

Berikutnya di layar kaca muncul nama-nama ke enam orang tersebut.

Dalam menjelaskan nama-nama ke enam tersangka teroris itu wanita cantik pembawa acara berita tersebut menjelaskan

"Keenam teroris asal ACEH tersebut adalah

1. Komaruddin alias Abu Musa (35) penduduk Bandar Lampung,
2. Ibrahim alias Deni (31) warga Sidoarjo,Jawa Timur.
3. Yusuf Arifin (25) warga Bandar Lampung,
4. Bayu alias Budi (26) warga Solo,Jawa Tengah
5. Pandu alias Abu Asama (26) warga Solo,Jawa Tengah
6. Lutfi alias Jafar (30) warga Magetan Jawa Timur. "

Mendengar penjelasan wanita cantik pembawa acara ini, saya yang lahir dan besar di Aceh yang menghabiskan hampir 3/4 masa hidup saya di Aceh jadi merasa bingung.

Saya bingung karena saya sudah pernah berkeliling ke semua kabupaten yang ada di Aceh, tapi saya sama sekali tidak pernah mengetahui ada sebuah tempat di Aceh yang bernama Bandar Lampung, Sidoarjo Jawa Timur, Solo Jawa Tengah dan Magetan Jawa Timur di Provinsi itu.

Saya memang mengenal nama-nama Kota itu, tapi kota yang saya kenal dengan nama itu terletak ribuan kilometer jauhnya dari Aceh.

Tapi saat menyaksikan berita tersebut di televisi, saya jadi ragu apakah tempat tinggal para TERORIS ASAL ACEH tersebut adalah sebuah nama tempat baru di Aceh, atau sebenarnya itu adalah kehebatan TV One yang berhasil memindahkan Magetan yang terletak lebih dari 4000 kilometer jauhnya dari pangkalan susu (batas provinsi Aceh) ke wilayah teritori Aceh.

Entahlah hanya Tuhan dan TV One yang bisa menjawabnya...

Wassalam

Win Wan Nur

2 komentar:

Unknown mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Martinus Jhonson mengatakan...

Setahu saya aceh itu memang sarang teroris dari jaman dulu sampai sekarang, tapi tenang aja negara Indonesia tidak akan pernah menang melawan teroris sampai kapan pun selama aliran keras islam masih dibiarkan hidup di NKRI.