Minggu, 30 Agustus 2009

Miripnya Australia dan Lut Tawar Kami... Bag I

ustralia adalah nama sebuah benua yang terisolasi secara geografis sehingga juga terisolasi cukup lama dari mainstream peradaban dunia. Lama sekali benua itu tidak diketahui keberadaannya oleh mayoritas manusia yang mendiami planet bumi ini.

Karena terisolasi secara, di Australia pun berkembang aneka bentuk kehidupan hewan darat yang memiliki bentuk dan ciri yang sangat khas yang tidak bisa kita temui di tempat lain. Yang paling unik dari hewan-hewan yang hidup di Australia adalah jenis mamalia yang merupakan ordo marsupial dengan ciri khas memiliki kantong.

Meskipun terisolasi dari peradaban mainstream, bukan berarti Australia tidak dihuni manusia. Benua ini sudah sejak lama ditinggali oleh manusia ras negrito, yang memiliki ciri fisik yang sama dengan orang Papua yang juga hidup di pulau yang terletak di lempeng benua yang sama. Oleh orang Eropa yang datang belakangan, para penduduk asli Australia ini disebut sebagai Aborigin.

Dalam kurun waktu yang lama 250.000 hingga 1 juta orang Aborigin hidup di Benua itu. Level populasi ini diperkirakan pula telah cukup stabil selama ribuan tahun. Mereka hidup dengan tenang dan harmonis dengan alam sekitarnya karena suku ini memiliki kearifan lokal yang menghargai alam. Tapi semua berubah sejak Australia ditemukan oleh orang eropa, sejak saat itu orang Aborigin mulai tersingkirkan. Mereka pernah dianggap sebagai setengah manusia. Sehingga bahkan membesarkan anak yang mereka lahirkan sendiripun mereka tidak boleh.

Sejak kedatangan bangsa eropa pula yang dimulai pada tahun 1770 ketika James Cook mendarat di pantai timur Australia dan mengambil alih daerah tersebut dan menamakannya sebagai New South Wales, sebagai bagian dari Britania Raya. Sejak saat itu wajah Australia berubah selamanya. Orang eropa yang eksploitatif membawa berbagai makhluk hidup berupa hewan dan tumbuhan asing ke benua ini. Akibatnya keseimbangan ekologi di benua inipun rusak. Hewan dan tumbuhan asing yang dibawa oleh orang-orang eropa tersebut beberapa diantaranya ternyata sangat cocok dengan iklim dan tanah Australia. Akibatnya hewan dan tumbuhan baru tersebut dengan cepat menyaingi tumbuhan dan hewan asli Australia, sehingga beberapa hewan asli Australia punah karena kalah bersaing.

Sebelum kedatangan orang-orang eropa, hewan yang berada di puncak tertinggi rantai makanan di benua Austrlia adalah hewan berkantong yang oleh orang eropa dinamai Tasmanian Tigers (Thylacinus cynocephalus), hewan berkantong dengan kulit berbulu loreng yang bentuk dan ukurannya seperti anjing. Selain itu ada juga Tasmanian Devil, makhluk yang bentuknya terbilang aneh bagi kita yang tidak terbiasa hidup di benua itu. Kedua hewan tersebut memiliki anatomi dan kemampuan berburu yang dirancang untuk mammpu bertahan hidup dengan berburu hewan-hewan yag ada di Australia.

Tapi kedatangan orang-orang Eropa ke benua ini juga disertai dengan hewan piaraan mereka, sejenis anjing yang disebut Dingo. Dingo ini memiliki kemampuan berburu jauh lebih baik ketimbang dua hewan pemakan daging asli Australia seperti yang saya sebut namanya di atas. Hewan ajaib Tasmanian Tigers (Thylacinus cynocephalus) dan Tasmanian Devils tadipun kehilangan dominasinya. Akibatnya Tasmanian Tigers yang merupakan hewan pemakan daging asli Australia itupun kalah bersaing, ditambah dengan mitos di eropa yang membenci serigala, hewan inipun diburu habis-habisan dan secara resmi dinyatakan punah pada tahun 1936.

Bukan hanya itu,orang eropa yang datang ke Australia membawa hewan pengerat bernama kelinci yang tiba di Australia pada abad ke-18. Ada dua versi tentang keberadaan hewan ini di Australia. Versi pertama mengatakan kalau kelinci sengaja dibawa oleh orang eropa, karena mereka mengharapkan kelinci bisa berkembang dengan baik di Australia supaya bisa dijadikan hewan buruan untuk memuaskan hobi berburu mereka. Versi lain mengatakan kelinci ada di Australia karena sepasang kelinci yang melompat dari kapal dan kemudian beranak pinak dengan cepat di Australia yang ternyata sangat cocok untuk tempat hidup kelinci. Lalu kelincipun dari yang rencananya akan dijadikan hewan buruan untuk bersenang-senang, dengan cepat berubah menjadi hama yang bertanggung jawab atas kehancuran ekologi Australia. Kelinci membuat punah beberapa spesies tanaman dan juga menyebabkan banyak erosi tanah. Sampai sekarang kelinci masih menjadi masalah besar di Australia.

Australia juga pernah bermasalah dengan kaktus yang awalnya ditanam dengan maksud mempercantik wajah gurun-gurun Australia. Mungkin yang menanamnya pertama kali adalah penggemar film koboi yang ingin menyulap wajah gurun Australia supaya mirip dengan wajah gurun-gurun di Arizona yang banyak ditampilkan dalam film-film western.

Sama seperti kelinci, kaktuspun ternyata sangat cocok dengan alam Australia. Sejak ditanam pertama kali kaktus tumbuh subur di Australia dan tumbuh di mana-mana, tidak hanya di gurun. Seperti kelinci kaktuspun dengan cepat mejadi masalah di Australia. Tanpa bisa dikendalikan kaktus tumbuh subur dimana-mana. Akhirnya untuk memusnahkan kaktus pemerintah Australia mengimpor serangga yang menjadi musuh alami kaktus. Masalah kaktus selesai, tapi kini muncul baru yaitu masalah serangga pemakan kaktus tadi yang kemudian menjadi hama untuk tanaman pertanian yang lain.

Entah untuk alasan apa Australia juga pernah mengimpor katak beracun. Sama seperti hewan impor sebelumnya, katak beracun inipun ternyata sangat cocok hidup di Australia dan seperti yang terjadi katak inipun segera menjadi masalah nasional. Untuk memberantasnya pemerintah Australia terpaksa menurunkan tentara nasional negara itu untuk berperang dengan si katak.

Masalah dengan Australia bukan hanya dengan hewan dan tumbuhan 'tidak berguna' itu. Australia juga menuai masalah ketika mencoba mengembang biakkan hewan yang sangat berharga di beberapa kebudayaan tapi tidak bagi orang Australia. Hewan itu semacam kerbau yang harga seekornya bisa seharga puluhan juta di Toraja, tapi tidak ada yang mau membelinya di Australia.

Begitu juga ketika Australia mencoba mengembangkan onta yang dibawa ke Australia pertama kali pada tahun 1840 untuk membantu penjelajahan di gurun-gurun benua itu. Tapi ternyata binatang yang menjadi simbol kekayaan di Maroko yang juga berharga puluhan juta ini sama sekali tidak diminati di Australia. Sehingga dua jenis hewan besar yang menjadi simbol kekayaan di tempat lain inipun di Australia karena tidak ada yang meminati berkembang biak dan beranak pinak sangat banyak dan menjadi hama. Sampai-sampai pemerintah Australia berencana untuk melakukan pembantaian massal terhadap Onta.

Di belahan dunia lain, di Takengen di kampung halaman saya, ada sebuah danau indah bernama Lut Tawar yang diperlakukan dan bernasib kurang lebih sama dengan Australia.

Sejak lama di danau cantik ini hidup berbagai jenis hewan dan tumbuhan yang hidup saling tergantung dan mendukung satu sama lain dalam sebuah ekosistem yang membentuk keseimbangan ekologis.

Wassalam

Win Wan Nur

www.winwannur.blog.com
www.winwannur.blogspot.com

Bersambung ke Bag II

Tidak ada komentar: