Jumat, 29 Januari 2010

Solusi AKHIRAT Ala Kaum Fundamentalis

Menanggapi tulisan saya Faham fundamentalis dan Ilmu Pengetahuan, seorang pembaca bernama Abu Kharis mengatakan kepada saya

Sebelum menyimpulkan, bagusnya WWN dkk baca dulu artikel ustadz fundamentalis berikut :

1. http://rumaysho.com/belajar-islam/aqidah/2865-mendudukkan-akal-pada-tempatnya.html
2. http://rumaysho.com/belajar-islam/aqidah/2866-ketika-akal-bertentangan-dengan-dalil-syari.html


Lalu saya pun membaca link yang diberikan oleh Abu Kharis yang sepertinya mengharapkan saya akan berubah pandangan setelah saya membaca artikel dalam link yang dia berikan.

Tapi setelah saya membaca artikel dalam kedua link tersebut, alih-alih saya berubah pikiran. Informasi-informasi yang ada dalam artikel yang disarankan oleh Abu Kharis untuk saya baca tersebut justru semakin menguatkan pendapat saya bahwa Islam saat ini benar-benar telah dikuasai sepenuhnya oleh faham fundamentalis yang memahami segala teks agama secara literer dengan cara yang IRRASIONAL bukan RASIONAL. Yang akan semakin membawa kita Umat Islam ke jurang keterpurukan.

seluruh penjelasan dalam artikel ini benar-benar khas cara pandang dan cara pikir kaum fundamentalis yang LITERER persis seperti apa yang tersurat.

Salah satu dari penjelasan yang IRRASIONAL khas pikiran kaum fundamentalis yang dimuat dalam artikel di link yang diberikan oleh Abu Kharis ini adalah ketika penulis yang bernama Muhammad Abduh Tuasikal menjelaskan tentang kebenaran (HR. Muslim no. 7385) yang menjelaskan tentang panasnya matahari di padang mahsyar yang hanya sejengkal di kepala yang tentu saja tidak logis jika dipahami dengan logika yang berlaku umum saat ini.

Seperti biasa, pemahaman kaum fundamentalis untuk hadits ini adalah LITERER dan penjelasannya pun tetap LITERER sesuai dengan apa yang tertulis. Maka untuk mengatasi masalah ini dibuatlah sebuah penjelasan yang 100% spekulatif seperti di bawah ini.

"Jika kita memperhatikan, hadits ini terasa bertentangan dengan logika kita. Namun sebenarnya dapat kita katakan, “Kekuatan manusia ketika hari kiamat berbeda dengan kekuatannya ketika sekarang di dunia. Namun manusia ketika hari kiamat memiliki kekuatann yang luar biasa. Mungkin saja jika manusia saat ini berdiam selama 50 hari di bawah terik matahari, tanpa adanya naungan, tanpa makan dan minum, pasti dia akan mati. Akan tetapi, sangat jauh berbeda dengan keadaan di dunia. Bahkan di hari kiamat, mereka akan berdiam selama 50 ribu tahun, tanpa ada naungan, tanpa makan dan minuman.” (Syarh Al ‘Aqidah Al Wasithiyah, hal. 370)"

Baca : http://rumaysho.com/belajar-islam/aqidah/2866-ketika-akal-bertentangan-dengan-dalil-syari.html

Menurut logika yang mendasari ilmu pengetahuan penjelasan seperti yang disampaikan oleh penulis ini nilainya adalah NOL BESAR.

Kenapa NOL BESAR?, karena dalam pemahaman ilmu pengetahuan modern yang didasari oleh cara pandang KANT yang dia tulis dalam bukunya **Critique of Pure Reason**, dikatakan bahwa debat ngalor-ngidul secara verbal (PURE reason) tidak ada gunanya, sebab masing-masing pihak selalu bisa saja mencari-cari alasan untuk membenarkan pendapatnya sendiri dan mempersalahkan pendapat lawan.

Maka dalam bukunya yang mendasari ilmu pengetahuan modern tersebut KANT mengatakan bahwa "Satu-satunya jalan yang bisa mengakhiri perdebatan adalah OBSERVASI EMPIRIS, dalam hal ini adalah eksperimen"

Perdebatan seperti yang ada dalam link yang direkomendasikan oleh Abu Kharis ini adalah tergolong debat ngalor-ngidul dimana masing-masing pihak selalu bisa saja mencari-cari alasan untuk membenarkan pendapatnya sendiri dan mempersalahkan pendapat lawan.

Debat ngalor ngidul seperti ini persis seperti ketika dalam sebuah tulisan saya mengatakan "air bisa menjadi bahan bakar", kemudian ada seorang penanggap mengatakan itu cuma mimpi, itu mustahil, dia membawa-bawa hukum Thermodinamika pertama. Yah kalau saya juga menanggapinya dengan ngelor-ngidul yang sama ya tidak akan ada habisnya, sebab masing-masing pihak selalu bisa saja mencari-cari alasan untuk membenarkan pendapatnya sendiri dan mempersalahkan pendapat lawan.

Maka dari itu saya mengajaknya untuk melakukan sebuah eksperimen EMPIRIS yang bisa dilakukan dan dibuktikan hasilnya oleh siapapun juga.

Saya memintanya untuk menggunting lembaran aluminium dengan potongan kecil-kecil sebanyak satu sendok makan, memasukkannya ke dalam botol kecap kosong, lalu campurkan dengan soda api dan masukkan air. Lalu kalau itu sudah dia lakukan, saya memintanya untuk membawa botol itu ke kamar tidurnya dan menyalakan api di atas mulut botol itu.

Kalau menyala, artinya air bisa terbakar dan artinya saya benar, kalau tidak ya berarti saya yang salah. Perdebatan SELESAI.

Ini yang saya sebut sebagai pembuktian yang SAMA bagi siapapun juga tanpa terkecuali. Siapapun, artinya semua manusia tidak peduli dia penganut agama apa dan ideologi apa. Asal dia manusia dan memiliki panca indera yang lengkap, dia bisa membuktikan benar tidaknya pendapat saya. (tapi saat itu, lawan debat saya ini tidak berani melaksanakan tawaran saya tersebut)

Nah solusi seperti inilah yang membuat BARAT maju di segala bidang. Para ilmuwan mereka sudah lama berhenti berdebat ngalor-ngidul. Kalau mereka menghadapi kejadian seperti bertentangannya teks dengan logika seperti dalam hadits yang dikutip oleh penulis dalam link yang diberikan oleh Abu Kharis kepada saya ini. ILMUWAN BARAT akan langsung melakukan eksperimen (seperti yang saya tawarkan kepada lawan debat saya di atas) untuk membuktikan pendapat siapa yang benar.dan siapa yang salah. Hasil dari eksperimen ini nantinya bisa diuji oleh siapapun juga dan kebenarannya juga akan SAMA bagi semua manusia.

Melalui proses seperti inilah komputer yang kita pakai ini, obat yang kita konsumsi, kendaraan yang kita naiki serta jalan yang kita lewati tercipta.

Bandingkan dengan argumen dari kaum fundamentalis yang sudah puas dengan solusi "Kekuatan manusia ketika hari kiamat berbeda dengan kekuatannya ketika sekarang di dunia", yang sama sekali tidak bisa diuji kebenarannya oleh siapapun dari agama dan ideologi apapun karna kebenaran seperti ini hanya bisa diakui kebenarannya dengan IMAN.

Kebenaran seperti ini hanya bisa DIIMANI tapi tidak bisa DIBUKTIKAN, sehingga tidak bisa dan tidak akan pernah bisa menghasilkan apapun. Yang bisa dihasilkan oleh solusi seperti ini hanyalah perasaan puas yang semu seperti yang dirasakan oleh pecandu narkoba.

Cara menyelesaikan masalah seperti inilah yang membuat umat ISLAM sekarang tertinggal dalam segala bidang, sehingga BARAT pun dengan santainya bisa menginjak-injak kepala kita semau dan seenak perut mereka.

Kalau cara pandang dan cara menyelesaikan masalah seperti ini tetap kita pertahankan, kapan kita akan bisa menyaingi BARAT?... Jawabnya adalah nanti di padang Mahsyar, saat manusia (katanya) mampu berdiam selama 50 ribu tahun, tanpa ada naungan, tanpa makan dan minuman.

Jadi kalau kita ingin dihormati oleh BARAT di akhirat nanti, silahkan pertahankan dan ikuti cara pandang dan cara pikir IRRASIONAL ala kaum fundamentalis ini.

Tapi kalau kita tidak ingin BARAT terus menginjak kepala kita di DUNIA ini, ubahlah cara pandang dan cara pikir IRRASIONAL ala kaum fundamentalis ini, kembalilah menggali nilai-nilai, cara pandang dan cara pikir RASIONAL ala kaum Mu'tazillah yang lebih dari 1000 tahun yang lalu pernah menjadikan Islam sebagai peradaban yang gilang-gemilang.


Wassalam

Win Wan Nur
Orang ACEH suku Gayo, Beragama ISLAM

Tidak ada komentar: