Kamis, 18 Februari 2010

Konflik dan Persaingan, Bahan Bakar Peradaban

Sejarah Italia selalu dipenuhi gejolak dan konflik, mulai dari Romulus yang membunuh Remus, Lucius Tarquin membunuh Servius, Nero yang membakar Roma, mempunyai Kaisar bernama Caligula yang sakit jiwa, menunjukkan kalau Italia dibentuk oleh sejarah yang jauh dari ketenangan dan kedamaian. Sepanjang sejarahnya Italia begitu sering diserang dari kanan kiri oleh berbagai bangsa (Etruria, Galia, Kartago dan lain sebagainya). Tapi lihatlah sumbangan Italia terhadap peradaban, Italia memperkenalkan teknologi pembangunan Jalan, mendirikan bangunan luar biasa semacam Aquaduk dan Circus Maximus dan bermacam karya hebat lainnya. Italia juga melahirkan seniman renaissance Leonardo da Vinci, Michelangelo, Rafael dan Donatello yang menghasilkan karya agung lukisan perjamuan terakhir, Basilika, patung Daud dan lukisan monalisa. Italia juga melahirkan ilmuwan sekaliber Galileo Galilei.

Sementara Swiss sang tetangga yang sepanjang sejarahnya selalu tenang dan damai, apa sumbangan terbesar mereka untuk peradaban?...Coklat dan Jam Kuk Kuk.

Begitulah komentar orang Italia yang negaranya terhitung sebagai negara eropa barat yang paling miskin dan juga memiliki banyak masalah politik dan juga masalah keamanan yang berkaitan dengan Mafia yang berbanding terbalik dengan tetangga dekatnya Swiss yang kaya-raya, aman dan makmur sentosa.

Dua hari yang lalu seorang teman di facebook yang membaca notes yang kutulis dengan judul "Lembaga Penabur FITNAH bernama CADS dan Mudanya Demokrasi Aceh" http://winwannur.blogspot.com/2010/02/demokrasi-aceh-yang-masih-muda.html menulis sebuah pesan, "Indahnya hidupp bila dapat menghargai kebaikan dan keberhasilan orang lain, bukan dengan mencari kekurangan orang lain untuk direndahkan."

Saya katakan itu adalah harapan kosong yang tidak akan mungkin terjadi selama masih ada manusia di bumi, konflik dan persaingan bagaimanapun akan terjadi, pertentangan akan selalu ada.

Dalam beberapa hal, konflik dan pertentangan seperti itu jelas sangat merusak, tapi dalam hal lain tanpa adanya pertentangan peradaban akan mandeg ilmu pengetahuan dan teknologi akan stagnan, karena justru seringkali (meski tidak harus) melalui pertentanganlah banyak muncul berbagai ide yang akan memajukan peradaban, sebagaimana yang dibanggakan oleh orang-orang Italia dalam cerita di atas.

Konflik memaksa manusia menjadi kreatif, memaksa manusia untuk menggali potensi terbaik yang dia miliki agar mampu bertahan hidup. Karena itulah manusia-manusia yang selamat dari konflik kalau bukan jenis yang sangat beruntung maka biasanya dia adalah jenis manusia yang memiliki banyak keunggulan.

Para nabi, rasul dan orang-orang besar selalu muncul di tempat yang mengalami banyak konflik dan tekanan, seniman besar juga demikian, berbagai teknologi praktis yang bisa kita manfaatkan sekarang juga banyak yang dihasilkan akibat dari adanya konflik dan tekanan.

Dalam acara Kick Andy, Iwan Fals mengatakan, "Iwan Fals ada karena adanya orde baru, Iwan Fals tidak akan dikenal orang tanpa lagu-lagu legendaris macam tikus kantor, wakil rakyat, Oemar Bakri sampai Bento. Lagu-lagu legendaris itu bisa tercipta karena adanya tekanan yang dia terima dan rasakan selama pemerintahan Orde Baru."

Contoh terdekat hasil positif bagi peradaban yang bisa kita rasakan akibat adanya konflik adalah internet yang sekarang kita gunakan untuk berkomunikasi ini. Teknologi internet ini dalam masa awal perkembangannya dimaksudkan untuk keperluan militer. Teknologi ini berkembang karena karena adanya era perang dingin antara blok barat dan blok timur beberapa waktu yang lalu.

Kemudian perlu juga kita sadari bahwa semua gagasan dan teknologi karya manusia yang ada sekarang bisa dikatakan tercipta secara 'kebetulan' yang dalam bahasa agama disebut TAKDIR. Contohnya katakanlah pesawat terbang Airbus A300 dan komputer yang sekarang sedang kita gunakan. Tidak ada satu manusia pun pada beberapa ribu tahun yang lalu mempunyai gagasan untuk membuat benda seperti ini dan memfokuskan penelitiannya untuk menciptakan benda seperti ini untuk dilanjutkan dari generasi ke generasi.

Ide untuk membuat Airbus A300 dan komputer 'kebetulan' muncul ketika ide dan teknologi manusia yang terakumulasi dimulai sejak bermulanya peradaban sudah memadai untuk menciptakan alat-alat ini. Ide dan teknologi masa lalu ini pun bisa dikatakan tercipta akibat dari berbagai 'kebetulan', katakanlah misalnya mulai dari ditemukannya cara membuat api secara 'kebetulan' (saya katakan seperti ini karena sebenarnya kita bisa memulainya lebih jauh lagi entah itu dari 'kebetulan' ditemukannya bahasa atau bahkan sejak awal terciptanya jagat raya ini atau sejak saat yang sama sekali tidak pernah bisa kita bayangkan) yang kemudian membuat manusia bisa 'secara kebetulan' melebur logam, ditemukannya roda, manusia mulai bertani dan menjinakkan hewan yang pada awalnya juga sangat mungkin adalah sebuah 'kebetulan',dan seterusnya semua itu bersintesa dengan situasi dan kebutuhan yang mengikuti zaman.

Kebiasaan bertani dan beternak sendiri adalah contoh dari kreativitas yang muncul akibat tekanan situasi yang muncul akibat bertambahnya populasi sehingga cara hidup berburu dan mengumpulkan tidak lagi mampu memberi makan semua orang dan manusia pun dihadapkan pada masalah kekurangan pangan. Karena bertambahnya populasi manusia berarti juga makin berkurangnya jumlah biji-bijian di alam dan berkurangnya populasi hewan buruan (pada masa ini sangat mungkin terjadi konflik memperebutkan lahan buruan). Cara hidup baru ini pun langsung memicu berkembangnya teknologi, yaitu teknologi bertani. Manusia mulai membuat alat-alat sederhana untuk mengolah tanah, menuai dan juga merontokkan biji-bijian, serta gerabah untuk menyimpan makanan.

Berkembangnya pertanian menyebabkan hasil yang melimpah. Panen melimpah membuat manusia mempunyai waktu luang untuk tidak bekerja. Beberapa orang bahkan tak usah bekerja di ladang sama sekali, melainkan hanya bertukang membuat dan memperbaiki alat-alat pertanian. Merekalah cikal bakal para insinyur. Situasi seperti inipun membuat sebuah kelas sosial baru muncul, yaitu tenaga ahli.

Begitulah, berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi sebenarnya adalah sebuah rangkaian yang tidak terputus, sama sekali bukan satu penemuan besar yang berdiri sendiri. Ilmu pengetahuan dan teknologi hanya bisa tumbuh dan berkembang dalam sebuah peradaban yang memiliki jumlah populasi “intelektual” yang cukup besar.

Populasi “intelektual” yang cukup besar ini hanya bisa dicapai kalau sebuah negeri cukup makmur dan tidak lagi pusing memikirkan makanan.

Faktor kedua yang juga sangat penting untuk berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi adalah pertukaran ilmu antar peradaban yang hanya dimungkin dengan adanya kontak antar peradaban. Inilah yang menjelaskan kenapa daerah yang banyak berhubungan dengan peradaban luar selalu lebih maju dibandingkan dengan daerah yang terisolasi. Ini pula yang menjawab kenapa orang-orang yang tinggal di perkotaan cenderung lebih berpengetahuan ketimbang yang tinggal di pedesaan.

Pertukaran ilmu antar peradaban inilah yang menjelaskan kenapa bagian peradaban yang paling maju dari planet ini ada di UTARA tepatnya di daerah eurasia. Ini terjadi karena Eurasia memiliki daratan yang luas dan besar tanpa isolasi geografis yang berarti. Kondisi seperti ini memberikan peluang besar untuk melakukan kontak antar peradaban.

Bandingkan situasi ini misalnya dengan peradaban Mesoamerika (Aztec) yang salah satunya adalah suku Maya peradabannya sedemikian tinggi tapi karena terisolasi dari Eurasia mereka tidak pernah mengenal roda dan teknologi logam yang berkembang di Eurasia sehingga teknologi mereka tidak bisa berkembang lebih jauh.

Tidak terlalu jauh dari tempat orang Mesoamerika (Aztec) hidup juga berkembang peradaban Inca yang dikembangkan oleh suku Quechua di Andes, sebuah peradaban tinggi yang lain yang juga terisolasi. Jika peradaban Mesoamerika (Aztec) tidak terisolasi dari peradaban Inca di Andes, mungkin ceritanya akan berbeda. Jarak keduanya hanya sekitar 2000 km, tapi dataran rendah yang panas dan bergurun di Amerika Tengah, telah secara efektif memisahkan kedua peradaban ini dengan sempurna. Padahal dengan adanya ternak besar seperti llama yang dikembangkan di Andes yang sebenarnya cocok sekali dikembangkan di Mexico, tidak mustahil, peradaban Aztec akan mampu mencapai peradaban semaju di Eurasia. Hal yang sama seperti yang dialami oleh peradaban Aztec dan Inca ini terjadi pada peradaban di Sahel dan peradaban di Afrika bagian selatan yang terisolasi dengan sempurna oleh Gurun Sahara.

Jarak antara peradaban Mesoamerika (Aztec) dan peradaban Inca di Andes ini kurang lebih sama dengan jarak antara Balkan dan Mesopotamia. Tapi karena tidak ada hambatan geografis yang berarti, dalam jangka waktu 2000 tahun Balkan telah mengadopsi pertanian dan peternakan dari Mesopotamia. Alih teknologi dan pertukaran peradaban ini menyebar sampai ke negeri kita ini. Jauh sebelumnya, pada masa awal mencairnya es bahkan sangat mungkin di tempat kita inilah peradaban lebih dulu berkembang, karena memang di sinilah di daerah khatulistiwa ini terdapat tanah subur dan sinar matahari untuk bisa mengembangkan pertanian dan segala teknologi yang mengikutinya. Dasar inilah yang membuat beberapa peneliti modern percaya kalau peradaban Atlantis dalam legenda itu sebenarnya ada di negeri kita ini.

Karena hampir tidak memiliki isolasi geografis yang berarti, dalam waktu tak lama hampir seluruh Eurasia telah mengenal bertani dan beternak dengan ciri khas daerahnya masing-masing.

Penyebaran ilmu pengetahuan dan teknologi tidak selalu melalui jalan damai, tapi sangat sering juga melalui PENAKLUKAN. Melalui perdagangan atau penaklukan (konflik), teknik-teknik bertani dan beternak itu pun makin disempurnakan dan kemudian diwariskan dari generasi ke generasi dan terus menerus disempurnakan seiring dengan perubahan, suasana dan konflik dan persaingan terbaru.

Saat ini misalnya ketika umat manusia di planet ini sudah mencapai 6,5 milyar lebih. Model pertanian konvensional yang sepenuhnya mengandalkan kebaikan alam sama sekali tidak lagi memadai untuk memberi makan ke 6,5 milyar manusia itu. Situasi ini menuntut perluasan lahan pertanian dan dikembangkannya teknik-teknik pertanian baru, entah itu teknologi persilangan benih, pupuk kimia, pestisida dan berbagai teknologi alat pertanian dan juga tidak kalah penting moda transportasi untuk mendistribusikan bahan pangan.

Begitulah keadaan manusia modern saat ini, setiap peradaban manapun tidak lagi mampu berdiri sendiri. Seluruh planet ini sekarang telah terhubung dan saling bergantung satu sama lain. Situasi seperti inilah yang memunculkan kesadaran pada manusia modern akan pentingnya kebersamaan, tapi sepanjang manusia ada di bumi konflik jelas akan terus terjadi dan melalui konflik ini pun pasti akan muncul berbagai teknologi yang saat ini belum bisa kita bayangkan (seperti orang zaman dulu yang tidak bisa membayangkan internet, HP dan Pesawat terbang).

Seperti yang saya jelaskan dalam tulisan ini, peradaban itu bisa maju ketika dia banyak berinteraksi dengan peradaban lain yang membuatnya mampu menyerap banyak informasi dan pengetahuan dari peradaban lain dan mensintesanya ke dalam peradabannya sendiri.

Situasi seperti inilah yang membuat saya begitu antusias mengetahui pemerintah Aceh saat ini mengirim sampai 1300 orang untuk ke luar negeri. Meski tidak semuanya, saya sangat yakin dari jumlah sebanyak itu pasti masih banyak tersisa manusia-manusia Aceh yang tercerahkan yang membawa pengetahuan dan pengalaman baru dari tempatnya belajar untuk kemudian saling didiskusikan, diperdebatkan dan dipertentangkan untuk membangun peradaban Aceh yang gemilang.

Alasan inilah yang membuat saya menolak keras ide membuat Gayo yang eksklusif dan mengisolasi diri dengan cara membuat provinsi sendiri, karena ide ini hanya akan membuat Gayo menjadi hebat dalam tempurung kecil buatan sendiri tapi langsung remuk begitu berhadapan dengan kekuatan luar. Gayo yang mengisolasi diri tidak akan memiliki cukup orang yang memiliki banyak ide semangat besar untuk mengembangkan sebuah budaya debat dan diskusi yang memunculkan iklim persaingan untuk menuju kemajuan sebuah peradaban.

Memang di Aceh sendiri sekarang berkembang populasi orang-orang TOLOL yang SOK JAGO yang karena sempit dan kerasnya batok kepala merasa mampu hidup sendiri dan mengharamkan perbedaan. Orang-orang yang karena mengalami korslet dalam otak ini kemudian merasa diri sebagai orang yang paling beriman, yang paling mengerti dan paling dekat dengan TUHAN. Mereka menyebut orang luar sebagai kafir yang harus dimusuhi dan menyebut orang sekaumnya sendiri yang berbeda pandangan sebagai kaum PENGACAU KEIMANAN ini mau menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya, termasuk dengan menyebar fitnah kemana-mana.

Keberadaan orang-orang ini adalah sebuah dinamika yang berfungsi untuk membuat orang-orang di sekelilingnya menjadi lebih tercerahkan, meskipun mereka sendiri jelas sampai kapanpun tidak akan pernah maju kemana-mana, sampai kapanpun mereka cuma bisa menghayal dan bersitegang urat leher sambil pamer bacot besar kemana-mana.

Kita bisa mengatakan nasib mereka akan tetap seperti ini sampai musnah sendiri ditelan kemajuan, karena sejarah selalu menunjukkan kalau manusia-manusia berbacot besar semacam ini selalu sama sekali tidak konsisten antara ucapan dan perbuatan.

Contohnya sekarang saja kita lihat, mulut mereka berbuih-buih menghujat orang kafir tapi mereka sendiri menggunakan komputer dan berbagai teknologi buatan kafir untuk menyebarkan gagasan. Contoh yang lebih telak lagi yang menunjukkan kemunafikan kelompok ini adalah ketika salah seorang dari kelompok ini, seorang mantan caleg dari PKS dari daerah pemilihan Aceh Utara ( Matangkuli, blang jruen, nibong, pirak timu) dalam pemilu 2009 kemarin kan. Cuma malangnya dia tidak dipercaya oleh masyarakat sana untuk duduk di dewan.

Orang yang sekarang berstatus mahasiswa S2 di IAIN ARRANIRY pernah memfitnah pemerintah Aceh dalam tulisan http://www.facebook.com/note.php?rfa9692d4¬e_id=477156225511&comments dengan mengatakan "Jumlah pendudukan miskin naik dengan angka yang sangat fantastis " dan "mutu pendidikan yang sangat terbelakang" sementara dia sendiri hidup dari uang 1,2 juta sebulan yang merupakan beasiswa dari pemerintah yang difitnahnya. Dia menjadi Kabid sosial di lembaga bernama CADS yang berfiliasi dengan IPSA (Ikatan Penulis Santri Aceh) sebelumnya beraudiensi dengan si Nazar, wakil gubernur yang dia FITNAH itu, untuk meminta komputer dan biaya operasi lembaga tersebut. Tapi karena FITNAH-nya saya telanjangi, dia menghapus tulisan tersebut dan menggantinya dengan tulisan senada http://www.facebook.com/notes/teuku-zulkhairi/menatap-aceh-pasca-irna-catatan-harian-tgkteuku-zulkhairi/482475450511 dengan memasukkan informasi baru yang saya sampaikan.

Karena itulah ketika semakin banyak orang Aceh yang tercerahkan, saya yakin orang-orang ini akan punah dengan sendirinya, meskipun untuk sekarang kita memang harus melawan mereka, agar pondasi untuk kegemilangan peradaban Aceh di masa depan tidak dihancurkan oleh orang-orang PANTENGONG ini.

Wassalam

Win Wan Nur
Orang Aceh, Suku GAYO beragama ISLAM

www.winwannur.blog.com
www.winwannur.blogspot.com

Notes : Lebih lanjut tentang sejarah evolusi peradaban silahkan dibaca di buku - Guns, Germs, and Steel - yang ditulis oleh Jared Diamond

1 komentar:

Ottoman Empire mengatakan...

Materialisme Historis banget.