Selasa, 20 Januari 2009

PKS si Partai Kaum Fasis yang Sedang Membangun Kekuatannya

Menanggapi tulisan saya kemarin "Israel-Palestina, PKS dan Tangisan Umat Islam Indonesia", di beberapa milis banyak yang mempertanyakan kepada saya kenapa saya begitu emosinya terhadap anak PKS yang mengatakan saya menulis karena dibayar oleh agen Israel, sampai menyebutkan kalimat "memisahkan tubuh dan kepala" segala. Teman-teman yang benar-benar teman mengatakan "sudahlah Win...jangan buang-buang energi mereka memang sudah begitu".

Yang bukan teman dan bukan kemungkinan tapi pasti anak PKS juga, menyindir dengan gaya sok tua " Kemarahan saya itu justru menunjukkan kalau memang saya ada apa-apanya, kalau memang saya tidak seperti yang dituduhkan, kenapa harus marah?", begitu katanya. Ini adalah logika khas kaum fanatik gila yang sesama mereka memanggil ikhwan dan akhwat itu.

Saya begitu emosi dengan tuduhan itu adalah karena di kalangan kaum fanatik seperti kaum PKS ini, tuduhan sebagai agen Israel dan antek Amerika adalah sebuah VONIS MATI. Melemparkan tuduhan gila semacam ini kepada saya sama artinya dengan melemparkan saya ke tengah kawanan singa lapar. Ke tengah orang-orang fanatik yang percaya membunuh orang yang berseberangan pandangan dengan mereka akan mendapat pahala yang tinggi. Yang kalau dalam prosesnya sampai menyebabkan kematianpun, itu bukan kematian biasa. Tapi itu adalah 'syahid' nilai kematian tertinggi sehingga begitu sampai di surga mereka akan disambut 70 bidadari.

PKS ini adalah partainya kaum fasis, saya sebut begitu karena bagi mereka satu-satunya kebenaran adalah kebenaran versi mereka sendiri. Sementara definisi fasisme sendiri kurang lebih berarti : "isme yang mempromosikan supremasi dirinya [kelompoknya] lebih dari yang lainnya dimana supremasi itu sendiri dianggap merupakan kondisi yang terberi".

Karena definisi fasisme seperti itulah Hitler disebut fasis. Hitler fasis karena dia bilang kalau orang Jerman Aria itu ras nomor satu, ras paling unggul sementara ras-ras lainnya itu cuma 'monyet'. Suharto disebut fasis karena tindakan Suharto cenderung mensupremasikan kedudukan Jawa diatas suku bangsa lainnya. Jepang di jaman Hirohito itu disebut fasis karena mereka percaya bahwa mereka adalah anak tuhan di Asia, kaisar Jepang sendiri jadi Tuhannya, sementara orang asia lainnya kalau bukan monyet, paling jadi adik kecilnya. Israel dengan Zionismenya disebut fasis karena bagi mereka umat Yahudi adalah satu-satunya umat pilihan Tuhan di dunia, umat selainnya termasuk kita di Indonesia ini apalagi orang Palestina ya cuma monyet.

PKS sendiri, jelas adalah partai fasis! Semua tindak tanduk mereka ala wahabi yang serba ngarab dan dianjurkan sekali untuk ngarab. Lihat gaya berpakaian mereka. Atau lihat gaya mereka anak-anak ras mongoloid yang secara genetik memang tidak dianugerahi hormon yang memungkinkan jenggot tumbuh lebat memaksa diri menumbuhkan jenggot meskipun tumbuh hanya beberapa lembar saja, supaya terlihat mirip dengan orang arab. sesama merekapun mereka memanggil dengan sebutan "ikhwan" dan "akhwat". Bagi anggota PKS, orang lain yang non partainya yang tidak sepemikiran atau tidak menganut aliran Wahabi seperti mereka kalau bukan "anjing kurap" ya cuma "monyet".

Karena memang sama-sama fasis, kelakuan PKS ini persis sama dengan Soeharto pahlawan mereka. Baik PKS maupun Soeharto memiliki hobi yang sama yaitu membuat HANTU untuk menakut-nakuti orang yang berseberangan pandangan dengan mereka. Kalau Soeharto terkenal dengan hantu KOMUNIS dengan bahaya latennya maka PKS ini punya hantu peliharaan yang bernama 'Agen Israel dan Antek Amerika'.

Sikap Soeharto dan PKS terhadap orang yang mereka tuduh sebagai HANTU yang mereka buat sendiri itupun juga sama. Bagi mereka, tanpa perlu pengadilan apapun, orang yang sudah dicap sebagai hantu itu sudah layak untuk dilenyapkan. Seperti juga Soeharto, PKS dan para simpatisan fanatiknya juga tidak membutuhkan data dan fakta apapun untuk membuktikan tuduhannya. Cukup fantasi gila di kepala mereka.

Yang membedakan PKS dan Soeharto cuma pada tingkat kekuatan saja, jika Soeharto punya pasukan dan sampai hari inipun masih didukung penuh oleh militer di belakangnya. PKS ini masih 'Bayi Fasis' yang sedang membangun kekuatannya dengan membentuk lasykar-lasykar berani mati yang meneriakkan Allahu Akbar setiap kali mereka menghantam orang yang berseberangan.

Tapi kalau terus dibiarkan, PKS yang tumbuh besar dengan bibit-bibit fasis dalam dirinya ini akan terus tumbuh membesar dan menghancurkan seluruh peradaban. Unsyiah kampus tempat saya dulu pernah kuliah sudah merasakan.

Setelah tulisan ini saya posting, saya yakin orang-orang PKS akan kasak-kusuk sibuk sendiri seperti kucing garong yang dibakar ekornya. Mencari tahu siapa Win Wan Nur ini sebenarnya. Siapa di belakangnya, siapa yang mendanainya, apa kaitannya dengan Israel dan Amerika dan segala macam teori konspirasi tai kucing lainnya. Dan saya juga sudah bisa membayangkan kesimpulan akhirnya akan tetap Win Wan Nur itu agen Israel dan Antek Amerika.

Tapi kalau saya atau siapapun juga yang minta bukti kesimpulan atas tuduhan mereka itu berdasarkan data dan fakta, sampai mampus bahkan sampai mereka bongkar kuburan nenek moyang merekapun ya mereka tidak akan bisa menemukannya. Karena saya sama sekali bukan pengikut satu sekte apapun, bukan pengikut atau simpatisan partai politik apapun. Karena faktanya Win Wan Nur ini cuma warga biasa yang malas melihat gaya sok islam (wahabi), sok suci, gaya sok ngarab dan terutama kebiasaan sembarang tuduh mereka.

Wassalam

Win Wan Nur
www.winwannur.blogspot.com

4 komentar:

Boss Achmad bin Umar Basalamah mengatakan...

Pak Win Wan Nur yg saya hormati,
Menarik juga dengan komentar Anda mengenai PKS dan para pendukungnya. Memang telah banyak komentar2 ttg PKS yg senada dengan Anda. Menurut saya hal itu sangat biasa karena memandang dari perspektif yg berbeda. Sebagai orang Aceh yg mempunyai hubungan sejarah yang erat dengan Bangsa Arab, Bangsa Eropa yg menjadi bagian dari pemerintahan Islam masa lampau, saya cukup heran dengan respon bapak yg terkesan alergi dengan budaya Arab yg ditampilkan SEBAGIAN anggota PKS. Padahal Aceh sebagai entitas regional sangat erat dengan budaya2 seperti itu di masa lampau bahkan sampai sekarang, meskipun saat ini lumayan mengalami degradasi yg cukup besar. Saya memandang bangga dan haru dengan rakyat Aceh. Bangga karena rakyat Aceh pernah bersentuhan langsung dengan pemerintahan Islami dibawah khilafah Islam (terakhir Turki Ustmani). Mengalami bagaimana rasanya menjadi bagian dari komunitas dunia dibawah SATU pemerintahan Islami. Haru karena keteguhan rakyat Aceh dalam menghadapi tirani kejam, baik Belanda maupun penjajah coklat (baca: pemerintahan Indonesia yg dzalim).
Pak Win Wan Nur yg saya hormati,
kuranglah patut menilai sebuah komunitas dgn nilai dari segelintir orang2 yg berada didalamnya. Saya juga mempunyai saudara di Pidie. Ada dari mereka yg saya kagumi, ada pula dari mereka yg membuat saya mengelus dada dan mengernyitkan dahi. Tetapi saya yakin, tidak semua orang Aceh membuat saya menghela nafas panjang dan membuat pening kepala. begitu pula jika saya memandang PKS. Mereka sepertinya juga manusia yg sama seperti kita. Merek bukan jama'ah malaikat. Tapi saya melihat ada semangat untuk berlomba-lomba mengerjakan kebaikan didalam komunitas mereka. Jika ada diantara mereka mebuat kita pening dan mengelus dada, saya yakin masih banyak diantara mereka yg membuat kita kagum dan bangga, seperti halnya saudara2 saya di Pidie.
Pak Win Wan Nur yg saya hormati,
dengan semangat rakyat Aceh yg selaras dengan nilai2 Islam dan nilai2 universal...Mari kita bersama2 mencari kesamaan dan spirit untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Dimanapun kita berada, baiknya sebagai seorang Muslim, ukurannya sederhana: Apakah Allah ridha dgn yg kita lakukan? Itu saja cukup meski mata manusia memandang hina kepada diri kita.
Wallahu a'lam bish shawab.

rahman ihsan mengatakan...

Dear, Win Wan Nur..
Jangan menulis sesuatu dengan kebencian. karena itu akan menunjukkan siapa diri anda sebenarnya..dan semua orang akan tahu mana yg benar dan mana yang salah.

so. be careful.

Anonim mengatakan...

keep posting bang. siip dah!

Forum Pemuda Peduli Gayo mengatakan...

Bagaimana kira-kira pandangan para komentator sekalian dengan tulisan ini ketika dikaitkan dengan kondisi sekarang. 4 tahun setelah tulisan ini dipublikasikan?